Monday, December 26, 2011

Delapan Makanan Thailand yang 'Kontroversial' !!

Udang hidup, tiram yang terfermentasi dan semut merah. Bahkan orang Thailand sendiri pun kesulitan mencerna beberapa makanan di bawah ini.

Oleh Mark Wiens

Tidak semua makanan Thailand memiliki tampilan yang menggoda dan aroma sensasional. Beberapa hidangan ada yang tidak hanya membuat orang asing mual, tapi juga orang Thailand sendiri. Meski menjijikkan bagi sebagian orang, makanan-makanan di bawah ini memiliki penggemar masing-masing.

Berikut beberapa hidangan Thailand kontroversial yang bisa Anda dapatkan.

Goong Ten



Selalu penasaran akan rasa udang hidup “menari-nari” di dalam mulut Anda? Cobalah goong ten.

Arti harafiah dari goong ten adalah udang menari. Maka jangan heran jika binatang ini disajikan hidup-hidup. Berupa salad, goong ten akan disajikan di mangkuk logam. Udang-udang kecil yang bening itu akan berusaha bergerak-gerak (dengan sia-sia tentunya) untuk membebaskan diri.

Alasan menyukai hidangan ini: Saya akui, sesendok salad ini terasa menghibur sekaligus lezat. Saat digigit, udang ini akan mengeluarkan rasa asin dan ditutup dengan kerenyahan yang menyenangkan.

Larb Leuat Neua



Penggemar makanan ini tidak akan terserang anemia. Walaupun mungkin mereka bisa terkena diare.

Makanan ini berisi daging sapi mentah dengan taburan daun mint. Seakan tidak cukup berdarah, hidangan daging sapi ini ditambah lagi dengan siraman saus kental berupa darah mentah. Selama ini kita selalu dinasihati untuk tidak makan daging mentah dengan darah mentah, tapi hidangan ini membalikkan semua nasihat tersebut.

Alasan menyukai hidangan ini: Tak ada yang lebih maskulin daripada makan darah berbumbu dipasangkan dengan segelas bir dingin.

Som Tam Hoy Dong



Som tam hoy dong: Salad buah pepaya dengan campuran yang membuat mual.

Berupa tiram yang difermentasi, direndam lagi dengan saus kental warna merah darah. Tidak hanya orang asing, orang Thailand pun sering tidak berani menyantap hidangan yang berpotensi besar menyebabkan orang terkena diare ini.

Alasan menyukai hidangan ini: Dari kebanyakan penggemar, saya melihat mereka yang menyukai makanan ini sudah menyukai rasa kerang terfermentasi sejak kecil.

Gong Chae Nam Pla



Udang, berhenti melihat ke arahku.

Udang lipan mentah direndam dalam kecap ikan tampak mengerikan. Capit, tentakel dan matanya yang melotot terus-terusan melihat ke arah Anda yang tengah menyeruput dagingnya yang licin. Dan tenggorokan Anda bisa “tertusuk-tusuk” saat mencoba mengisap habis daging udang ini.

Alasan menyukai hidangan ini: Asin, amis, berbumbu dan licin. Jika Anda menyukai kombinasi tekstur dan rasa ini menggoda, maka Anda bisa menikmati goong chae nam pla.

Larb Mote Daeng



Semut bukan hanya makanan trenggiling. Larb Mote Daeng adalah hidangan Thailand yang paling dianggap remeh.

Semut merah dan telur-telurnya adalah benda berharga dalam beberapa hidangan Thailand. Coba saja, tutup mata seseorang, suapi mereka segigit larb semut merah, dan biasanya mereka akan mengakui makanan itu terasa lezat. Hanya saja, sayangnya, membayangkan makan telur semut bisa menjijikkan buat beberapa orang.

Alasan menyukai hidangan ini: Semut merah memakan daun mangga sehingga tubuh mereka terasa seperti perasan jeruk nipis. Sementara itu, telur semut terasa berlemak, seperti mentega asli yang kaya rasa.

Yam Kai Yeow Maa



Meski dicampur dengan salad Thai yang nikmat, telur bebek hitam tua tidak akan terasa enak buat sebagian besar orang.

Salad Thai ini memiliki campuran telur bebek yang sudah menghitam dan mengenyal karena proses pengawetannya. Kedengaran menjijikkan? Untuk sebagian orang, hidangan ini terasa betul-betul menjijikkan. Telurnya akan terasa seperti kapur, bahwa Anda sebenarnya sedang memakan sesuatu yang sudah harus dibuang beberapa waktu lalu.

Alasan menyukai hidangan ini: Bosan dengan telur rebus biasa, penggemar yam kai yeow maa menyukai tekstur dan rasa berbeda hidangan ini.

Kai Khao



Sebaskom besar embrio telur bebek. Siap menikmati?

Meski lebih terkenal di Filipina, Thailand ternyata punya versi mirip hidangan telur yang sudah menjadi embrio ini. Dari cangkangnya, telur ini terlihat seperti telur rebus biasa. Begitu dimakan, akan langsung terasa tekstur aneh-renyah yang bisa membuat Anda hampir muntah atau mencabut bulu dari antara gigi.

Alasan menyukai hidangan ini: Rasanya persis seperti telur rebus, hanya ada terdapat “tambahan” menarik yang bisa memberi keragaman rasa dan tekstur.

Gaeng Sataw



Petai tak hanya populer di Indonesia tapi juga Thailand.

Akan selalu ada hambatan psikologis memakan makanan yang mengandung petai. Petai mengandung gas yang baunya tak jauh berbeda dengan kentut manusia.

Alasan menyukai hidangan ini: Bau petai lebih tajam ketika jauh dari Anda, daripada saat berada di meja di depan Anda. Meski rasa petai tak terlalu kuat, tapi kandungan gizinya banyak.

Wednesday, December 14, 2011

Calling all Black Country

Calling all Black Country Swiss Tonys...

Car salesmen from the West Midlands have been judged the least eco-friendly Britons according to Planet Ark.

Tuesday, December 13, 2011

Monday, December 12, 2011

Somehow, when you are in the tropics

Somehow, when you are in the tropics, it's easy to lose track of time. There is a sense of timelessness that washes in with the waves, a whisper of "Just Be" that floats in with a warm breeze. I've been listening to those soulful notes and allowing them to take me deeper.

That's why you haven't heard much from me. We've finally moved into the little writer's cottage by the sea, the one I've been longing for for years. It serves as the perfect hostess for my creativity. And because it is, you'll be hearing from me less and less, for a while anyway. In fact, I've cleared my desk to take—for the first time in my entire life—a real sabbatical for 30 days of uninterrupted writing.

This feels like a luxury to me, but an essential one (oxymoron that it is). Creative people need creative space and vast expanses of time to honor the Muse. If you are a creative person, I wonder, do you allow yourself this "luxury"? I hope you do.

And sometimes, even though we are well-intentioned, we just don't make the commitment to honor ourselves in this way. It may take a nudge from a wise other to give our souls what we need to express themselves, to thrive.

My "nudge" came from Dr. Clarissa Pinkola Estes. I fell in love with her work in the mid-90s. Her landmark book, Women Who Run with the Wolves, opened up a pathway for me to explore the deep soulful Feminine through myth and story. In doing so, for the first time I really explored my self.

An e-mail from Dr. E's publisher announcing her new book and on online series of fireside chats with her based on The Dangerous Old Woman (a work thirty years in the making) sealed my decision. Dr. E said this about her own choice to go "underground" and write:
dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Sunday, December 11, 2011

From Where I Sit

From Where I Sit ~ A Bit of News and a Blessing from a Tree
I'm still on my writing sabbatical, midwifing new ideas, and am having such a wonderful time I decided to extend it for a few more weeks.

I have so appreciated your well wishes and all the kind correspondence I've received in support of this decision to go off-line for a while. It has been truly nourishing! Thank you. I'm not sure how often I will be posting in May, so check back as you can.

I'm going to keep this short (the sun is shining and there is a beach to be walked!) but I did want to share 3 special things with you: 2 pieces of timely news and 1 very soulful blessing a dear friend sent me.

other blog:
dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Saturday, December 10, 2011

I re-created myself

I re-created myself. Enough so that I cannot be and live as I did before I left ...

I wish every woman on earth could have the luxury of going away for an extended period of time like this to learn who she really is. Nothing to do but what she absolutely wanted to do. No obligations, tugging hands, or "shoulds" looming on the horizon. Each of us deserves this kind of time away because we give so much of ourselves to others, to life, in service to the betterment of this world. We can so easily lose our selves along the way.

And even though I consider myself a conscious and awake woman, the time spent under the Tree showed me that there were bones I needed to collect—life force I needed to breathe back into myself—and that only I could do this. I did ...

Yet, when we re-enter the stream of life we are apt to slip and slide once again. We pick up our old habits as easily as one bends to gather up a twig or a weed, without even thinking. We jump back into the fray, get on the computer, make appointments, and fill our days with bustling activity. Before we know it we are tired all over again and in need of another retreat.

I have witnessed that tendency in myself this week and vow not to flail about in the headwaters of life. I will float free and unencumbered so that I can stay faithful to this wildly creative self who emerged in the tropics. And so, because I have made this vow, I have made some difficult decisions. Good for me, perhaps challenging for others.

~ One of the decisions is to maintain this website simply as a website—one which is updated regularly—but does not contain a blog. I wish to continue to simplify my life, give my all to the books which are being birthed, and not spend so much time online. So, I invite you to visit my other blog

Friday, December 9, 2011

So for the next month or so, I will not be blogging for the most part. Not going to my computer until later in the day. Not taking phone calls before 4:00 p.m. Of course, no TV, but I haven't had one of those in five years. In other words, as few distractions as possible so I can hear the whisperings of my soul and, yes, put them down on paper. There are books to be birthed!


I will, however, be sitting in on Dr. E's fireside chats. I can hardly wait for the first one which begins Tuesday, April 6. (You can learn more about the series by clicking here.) And I'm finishing up my Lovingkindness online retreat with Sylvia Boorstein. Two powerful ways for me to fill my energetic well. That, and plenty of beach walks, watching dolphins, and yummy dinners with my beloved.


dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Thursday, December 8, 2011

Home, Learnings, and A Bit of Discernment

Home, Learnings, and A Bit of Discernment
I'm back.

Back to my beloved nest in northern Michigan, just in time to witness the first flowerings of spring. The lilacs are not out yet and the birds are busily dashing to and fro re-building their own homes of comfort for the arrival of new little ones. I do love spring.

After a true 30-day sabbatical so much is brewing in me that I hardly know where to begin. Suffice it to say it was a time of great discovery. Exploring new terrain in the tropics, diving deep into my own inner landscape. Detangling old patterns and establishing new habits.

I wrote in my journal every day, sitting beneath the protective bows of a 100-year-old "Bodhi Tree." It was heaven on earth. (And, yes, a book was born. Hurrah! Now for the rewrites ...)

I stayed away from the computer. Walked. Read. Filled my well with a beautiful blend of silence, bird song, and recordings of Dr. Clarissa Pinkola Estes' new offering, "The Dangerous Old Woman."

I re-created myself. Enough so that I cannot be and live as I did before I left ...

I wish every woman on earth could have the luxury of going away for an extended period of time like this to learn who she really is. Nothing to do but what she absolutely wanted to do. No obligations, tugging hands, or "shoulds" looming on the horizon. Each of us deserves this kind of time away because we give so much of ourselves to others, to life, in service to the betterment of this world. We can so easily lose our selves along the way.

And even though I consider myself a conscious and awake woman, the time spent under the Tree showed me that there were bones I needed to collect—life force I needed to breathe back into myself—and that only I could do this. I did ...

Yet, when we re-enter the stream of life we are apt to slip and slide once again. We pick up our old habits as easily as one bends to gather up a twig or a weed, without even thinking. We jump back into the fray, get on the computer, make appointments, and fill our days with bustling activity. Before we know it we are tired all over again and in need of another retreat.

I have witnessed that tendency in myself this week and vow not to flail about in the headwaters of life. I will float free and unencumbered so that I can stay faithful to this wildly creative self who emerged in the tropics. And so, because I have made this vow, I have made some difficult decisions. Good for me, perhaps challenging for others.

~ One of the decisions is to maintain this website simply as a website—one which is updated regularly—but does not contain a blog. I wish to continue to simplify my life, give my all to the books which are being birthed, and not spend so much time online. So, I invite you to visit my other blog: Awake is Good. I will be there, fairly regularly, with news from my nest.

~ I will be "teaching" minimally for the rest of the year. Traveling very little. Which means fewer program offerings out in the big wide world. So please stay tuned to my Calendar so you can find me when you need me. :-) Mostly, I'll be home writing—either at the beach or in the garden.

One of the passions that was resurrected in me during the time under the Tree was the art of the reflective essay—based on what Nature was revealing to me about life in that moment. It is the type of writing many of you say you enjoy and I will be doing more of that.

~ I will be blogging less. I discovered that so much time online "jazzed me up." Made my mind very cluttered and busy. It prevented deeper musings from coming forth and, you know me, I'll all about plunging the depths and writing from that magical place. So if you have a blog, please don't feel offended if I appear absent. Though, who knows, I may take up lurking and just send you whooshes of love through the air waves. You are always in my heart ...

That's it for now. Dinner duty calls. Yes, some things never change and I have a hungry husband who does love my cooking. Despite what some may think, there is much sacredness in the mundane—even in meatless meatloaf!

Beginning next week, please visit me at Awake is Good. I will look forward to catching up with you there. I'll be sharing some of my retreat insights ...

With Love and Joy,
Jan



dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Wednesday, December 7, 2011

means fewer program offerings out in the big wide world

I will be "teaching" minimally for the rest of the year. Traveling very little. Which means fewer program offerings out in the big wide world. So please stay tuned to my Calendar so you can find me when you need me. :-) Mostly, I'll be home writing—either at the beach or in the garden.

One of the passions that was resurrected in me during the time under the Tree was the art of the reflective essay—based on what Nature was revealing to me about life in that moment. It is the type of writing many of you say you enjoy and I will be doing more of that.

~ I will be blogging less. I discovered that so much time online "jazzed me up." Made my mind very cluttered and busy. It prevented deeper musings from coming forth and, you know me, I'll all about plunging the depths and writing from that magical place. So if you have a blog, please don't feel offended if I appear absent. Though, who knows, I may take up lurking and just send you whooshes of love through the air waves. You are always in my heart ... other blog

dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Tuesday, December 6, 2011

What you’ve heard over

What you’ve heard over the years about my having disappeared and gone underground to work and write is true. When people ask where the heck I’ve been and why I so seldom come out when called by the “clattering world,” I often want to respond by saying that one can’t fulfill one’s calling by being called away. Rather one fulfills one’s calling by filling up . . . by studying, thinking, listening, looking at, living in the layers of life beyond the collective ones. Then . . . one can pour outwardly again."

Isn't her statement profound? She gave voice to what I've been feeling (but then wise woman others do that, don't they?). It is time for me to fill up again. I've not done so for an extended period since 1994. Do you think I might be due? I do

dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Monday, December 5, 2011

Finally, the Blessing

Finally, the Blessing ...

My dear friend "Mermaid" sent me the most beautiful card the other day. On the cover was what appeared to be a Bodhi tree, not unlike the one I am sitting under while writing in the tropics. It purveyed a blessing so beautiful I just had to pass it on to you. May you receive it and take it into your heart.

"Like a tree ...
Find your own space to grow.
Bend with the winds of change.
Bless the uniqueness of who you are.
Connect with the roots of your own wisdom ...

... Do what you love to do.
Be the best you can be.
Share your beauty with the world."*

From under the Bodhi tree, I send you blessings of love and joy.

And may you continue to share your beauty with the world!

dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Sunday, December 4, 2011

download Video Mesum Luna Maya Ariel Peterpan

download Video Mesum Luna Maya Ariel Peterpan. Download Video porno luna maya dan ariel, berita ini belum juga menemukan kejelasan. Luna maya dan ariel (ex peterpan) sendiri hingga saat ini belum memberikan keterangan yang jelas ke media. Hal itu membuat masyarakat khususnya fans dari luna maya menganalisa sendiri dan men download video mesum luna maya ariel tersebut. Menurut informasi yang kami dapat, ada pengakuan yang mengungkapkan bahwa video porno luna maya dan ariel tersebut adalah palsu. Pengakuan itu diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan PT Unilever Sancoyo Antarikso selaku produsen sabun kecantikan Lux yang mengontrak mereka sebagai bintang iklan terbaru versi couple. Tapi tentu saja jawaban dari pihak yang mengkontrak luna maya dan ariel dalam iklan sabun tersebut tidak semerta langsung membuat masyarakat percaya, karena mereka tentunya akan menunggu pengakuan dari ariel (ex : peterpan) atau luna maya sendiri.

Saturday, December 3, 2011

Mengenal Bintang-Bintang NBA Madness

Mengenal Bintang-Bintang NBA Madness
Dulu Tolong Kobe, Kini Bantu Yao Ming

Indonesia akan kedatangan lagi future star liga basket paling bergengsi di dunia, NBA. Trevor Ariza dari Houston Rockets bakal jadi tamu utama di NBA Madness Presented by Jawa Pos. Apa kehebatannya?

---

TREVOR Ariza bakal menjadi bintang keempat NBA yang mengunjungi Surabaya dalam dua tahun terakhir. Danny Granger, forward Indiana Pacers, menjadi bintang even resmi pertama NBA di Indonesia, tampil dalam sebuah klinik di Development Basketball League (DBL) Arena, Surabaya, pada 24 Agustus 2008.

Pada 2009, dua pemain lain NBA datang ke Kota Pahlawan. David Lee, center New York Knicks, menjadi bintang di NBA Madness Presented by Jawa Pos yang pertama. Lalu, Kevin Martin, yang waktu itu masih membela Sacramento Kings, datang sebagai pelatih di NBA-DBL Indonesia Development Camp 2009.

Di antara tiga pemain itu, Granger dan Lee langsung meraih sukses heboh begitu pulang ke Amerika. Keduanya langsung terpilih untuk masuk NBA All-Star. Sedangkan Martin menjadi top scorer pada awal musim 2009-2010, sebelum mengalami patah lengan.

Pada pertengahan musim 2009-2010 itu, Martin dikirim ke Houston Rockets. Di sana, dia pun mendapatkan kesempatan untuk meraih ketenaran. Di sana pula, Martin bermain bersama Trevor Ariza, yang sebentar lagi mengikuti langkahnya dan terbang ke Surabaya.

Ariza akan tampil di atrium Supermal Pakuwon Indah pada weekend penutup NBA Madness Presented by Jawa Pos, 1-4 Juli mendatang.

Di antara empat bintang itu, Ariza merupakan yang termuda saat tiba di Surabaya. Dia merayakan ulang tahun ke-25 pada 30 Juni, hanya dua hari sebelum tampil di Kota Pahlawan. Granger, Lee, dan Martin sama-sama berusia 26 tahun saat hadir di Surabaya.

Meski termuda, Ariza datang dengan nama yang lebih tenar daripada tiga pemain pendahulu tersebut. Penggemar basket "awam" sudah kenal dengan nama Ariza. Wajar, pada 2009 namanya memang sering disebut dan muncul di pemberitaan basket Indonesia.

Ketika itu, Ariza menjadi salah seorang pahlawan babak final NBA 2009. Kala itu, Ariza adalah pilar penting Los Angeles Lakers -tim paling kondang di NBA saat ini- dalam meraih gelar champion.

Ya, Lakers punya superstar bernama Kobe Bryant. Juga, punya superstar pendamping bernama Pau Gasol. Tapi, tanpa Ariza, Lakers mungkin tidak lolos ke final, apalagi menjadi jawara.

Penampilan Ariza pada playoff 2009 memang spektakuler. Peran sejatinya di Lakers adalah spesialis defense. Dia bertugas mengawal bintang-bintang utama lawan. Tujuannya, Kobe Bryant tidak kelelahan mengawal lawan dan bisa berkonsentrasi meraup poin. Tapi, ketika senjata-senjata utama Lakers kerepotan, Ariza juga bertanggung jawab mencetak poin-poin penentu.

Pada final 2009, melawan Orlando Magic, tembakan-tembakan tiga angka Ariza-lah yang membantu Lakers meraih kemenangan. Cincin juara pun dia kantongi.

Sukses menjadi jawara, Ariza lantas memutuskan untuk meninggalkan Lakers. Dia pindah ke Houston Rockets pada musim 2009-2010, menerima tawaran kontrak lima tahun yang bernilai total USD 33 juta (sekitar Rp 300 miliar) dari klub itu.

Ya, tawaran gaji besar merupakan pancingan besar. Tapi, kalau Ariza murni memburu duit, ada tawaran yang lebih besar dari Toronto Raptors. Bahkan, kalau mau aman, Lakers sebenarnya menawarinya kontrak dengan nilai setara.

Ariza memilih pindah ke Rockets untuk berkembang. Di Rockets, dia dijanjikan peran yang lebih besar. Selain itu, bersama Yao Ming, dia tetap punya kans meraih lagi cincin juara NBA. Mungkin tidak langsung, tapi mungkin juga tidak perlu menunggu terlalu lama.

"Saya bukan orang yang tamak. Lakers juga tahu bahwa saya bukan orang yang tamak," ucapnya seperti dikutip Houston Chronicles. "Saya ingin bermain untuk tim yang benar-benar menginginkan saya. Tim yang memberi saya peluang untuk mengembangkan kemampuan," lanjutnya.

Di Rockets, sepanjang musim reguler 2009-2010, Ariza benar-benar mendapatkan kesempatan lebih itu. Karena Yao Ming cedera dan harus absen total, Ariza menjadi salah satu senjata utama Rockets. Sang pelatih, Rick Adelman, benar-benar memberinya kebebasan untuk meraih hasil terbaik.

Alhasil, Ariza meraih statistik terbaik dalam karirnya. Yakni, mencatatkan rata-rata 14,9 poin, 5,6 rebound, dan 3,8 assist. Beberapa kali pula Ariza meraih catatan triple-double, yaitu menorehkan angka sepuluh atau lebih dalam tiga kategori di satu pertandingan (peringkat keempat di NBA).

Memang, Rockets gagal masuk playoff. Tapi, tim itu punya masa depan yang sangat cerah. Pada musim 2010-2011, Yao Ming dijadwalkan sudah kembali. Martin bakal jadi mesin poin. Plus point guard yang baru saja terpilih sebagai most improved player, Aaron Brooks, ditambah dengan Ariza dan power forward andal Luis Scola, Rockets akan menjadi lawan yang menakutkan musim depan.

Bukan hanya Ariza yang tak sabar. Martin pun tak sabar menjalani musim 2010-2011. "Tahun ini memberi kami banyak pelajaran. Membuat pemain seperti Aaron dan Trevor tumbuh lebih cepat. Ketika Yao nanti kembali, saya pikir kami bakal naik peringkat," ucap Martin

Friday, December 2, 2011

Brazil Raih Suara Terbanyak

Brazil Raih Suara Terbanyak, Tim Asing yang Didukung Publik Afsel
BRAZIL menjadi tim favorit publik Afrika Selatan (Afsel) di Piala Dunia 2010. Berdasar polling perusahaan marketing dan bisnis olahraga Afsel, BMI Sport Info, Brazil meraih suara terbanyak sebagai tim asing yang akan didukung publik Afsel. Tim Samba -sebutan Brazil- meraup 26 persen suara. Posisi kedua ditempati Inggris dengan sebelas persen suara.

"Polling dilakukan terhadap 2.400 orang dewasa di kota-kota besar Afsel selama Februari hingga Maret lalu." Demikian pernyataan BMI Sport Info.

Hasil polling itu tidak berbeda jauh dengan versi Associated Press yang diumumkan pada saat bersamaan. Versi AP, Brazil meraih sebelas persen suara, unggul jauh atas Inggris yang mendapatkan tiga persen suara. Sedangkan Bafana Bafana -sebutan tinas Afsel- meraup dukungan 71 persen dari publik Afsel.

"Saya senang dengan permainan indah Brazil. Saya tidak melihat ada tim lain yang memiliki permainan seindah Brazil," kata Edward Elanda, 44, seorang perawat di Johannesburg, sebagaimana dikutip Associated Press.

"Banyak pemain hebat di Brazil. Saya juga menyukai mereka karena mengenakan warna kostum yang sama dengan timnas kami (warna kuning dan hijau, Red)," ujar Luthando Khosa, pelajar berusia 20 tahun.

Dukungan warga Afsel kepada Brazil terlihat di ajang Piala Konfederasi 2009. Dalam partai final, penonton tuan rumah lebih mendukung Brazil ketimbang Amerika Serikat (AS).

"Di Piala Dunia nanti, kami ingin mendapatkan dukungan yang sama dengan support di Piala Konfederasi lalu. Tidak diragukan lagi, dukungan akan sangat membantu para pemain. Kami pun bahagia mendapatkan apresiasi dari warga Afsel," ujar pelatih Brazil Carlos Dung

Thursday, December 1, 2011

Menteri Keuangan Jepang Naoto Kan Siap Gantikan Hatoyama

Menteri Keuangan Jepang Naoto Kan Siap Gantikan Hatoyama


TOKYO - Jalan Menteri Keuangan Naoto Kan menuju kursi perdana menteri (PM) Jepang terbuka lebar. Kemarin (3/6) politikus 63 tahun itu memenangi dukungan dari politisi Partai Demokratik Jepang (DPJ). Hari ini dia diprediksi menang mudah dalam pemilihan ketua DPJ sekaligus PM Jepang.

Politikus senior DPJ yang kali pertama memberikan restu kepada Kan adalah Menteri Luar Negeri Katsuya Okada. Sebelumnya, Okada diprediksi sebagai pesaing terkuat Kan dalam pemilihan ketua baru DPJ hari ini. ''Karena dia (Kan) menyanggupi dua syarat yang saya ajukan, saya tegaskan kepada dia bahwa saya mendukungnya,'' kata Okada dalam jumpa pers seperti dilansir Agence France-Presse.

Okada kepada Kan meminta pemimpin DPJ sekaligus PM Jepang yang baru agar mampu menunjukkan ketegasan dan wibawanya sebagai orang nomor satu. Tidak seperti mantan PM Yukio Hatoyama yang dinilai plinplan. Selain itu, dia mengimbau Kan untuk memprioritaskan investigasi politik uang yang membelit DPJ sejak kampanye Hatoyama tahun lalu.

Menurut Okada, dua syarat itu -menjadi pemimpin yang berwibawa dan sanggup mengusut politik uang- mutlak harus dimiliki pemimpin DPJ yang baru. Terutama, demi menyelamatkan suara parpol yang didirikan Hatoyama itu dalam pemilu legislatif Juli mendatang. Sebagai konsekuensi dukungannya kepada Kan, Okada pun harus bertahan dalam posisinya yang sekarang. ''Saya akan tetap mengabdi sebagai Menlu,'' tandasnya.

Menyusul Okada, Menteri Perhubungan Seiji Maehara lantas memublikasikan dukungannya untuk Kan. Padahal, seperti Okada, politikus 48 tahun itu pun pernah dicalonkan sebagai salah seorang kandidat pemimpin baru DPJ serta pengganti Hatoyama. ''Kami sepakat untuk sepenuhnya memberikan dukungan kepada Kan,'' ungkapnya di hadapan para pekerja media.

Maehara menambahkan, sebagai politikus senior, Kan merupakan figur pemimpin yang paling tepat. Baik sebagai pemimpin DPJ maupun kepala pemerintahan Jepang. Apalagi, dia juga punya pengalaman sebagai wakil PM. ''Sejak memenangkan pemilu tahun lalu, kami berkomitmen untuk mengubah arah politik Jepang. Dan, Kan merupakan orang yang tepat untuk memimpin perubahan itu," lanjutnya.

Dukungan Okada dan Maehara itu jelas membuat posisi Kan di atas angin. Untuk memenangkan voting DPJ hari ini, dia hanya perlu mengalahkan Shinji Tarutoko. Dengan mundurnya Okada dan Maehara dari bursa pemilihan ketua DPJ, dua kandidat yang tersisa hanya Kan dan Tarutoko. Di atas kertas Kan jelas lebih unggul daripada Tarutoko yang merupakan chairman komite lingkungan hidup DPJ di Majelis Rendah.

Sebagai politikus dari kalangan rakyat biasa, bukan dari dinasti politik seperti Hatoyama atau beberapa PM Jepang sebelumnya, publik Negeri Sakura diprediksi akan lebih bisa menerima Kan. Di panggung pemerintahan pun, Kan bukan orang baru. Sebelum menjabat Menlu di bawah kepemimpinan Hatoyama, dia pernah menjadi menteri kesehatan