Monday, December 26, 2011

Delapan Makanan Thailand yang 'Kontroversial' !!

Udang hidup, tiram yang terfermentasi dan semut merah. Bahkan orang Thailand sendiri pun kesulitan mencerna beberapa makanan di bawah ini.

Oleh Mark Wiens

Tidak semua makanan Thailand memiliki tampilan yang menggoda dan aroma sensasional. Beberapa hidangan ada yang tidak hanya membuat orang asing mual, tapi juga orang Thailand sendiri. Meski menjijikkan bagi sebagian orang, makanan-makanan di bawah ini memiliki penggemar masing-masing.

Berikut beberapa hidangan Thailand kontroversial yang bisa Anda dapatkan.

Goong Ten



Selalu penasaran akan rasa udang hidup “menari-nari” di dalam mulut Anda? Cobalah goong ten.

Arti harafiah dari goong ten adalah udang menari. Maka jangan heran jika binatang ini disajikan hidup-hidup. Berupa salad, goong ten akan disajikan di mangkuk logam. Udang-udang kecil yang bening itu akan berusaha bergerak-gerak (dengan sia-sia tentunya) untuk membebaskan diri.

Alasan menyukai hidangan ini: Saya akui, sesendok salad ini terasa menghibur sekaligus lezat. Saat digigit, udang ini akan mengeluarkan rasa asin dan ditutup dengan kerenyahan yang menyenangkan.

Larb Leuat Neua



Penggemar makanan ini tidak akan terserang anemia. Walaupun mungkin mereka bisa terkena diare.

Makanan ini berisi daging sapi mentah dengan taburan daun mint. Seakan tidak cukup berdarah, hidangan daging sapi ini ditambah lagi dengan siraman saus kental berupa darah mentah. Selama ini kita selalu dinasihati untuk tidak makan daging mentah dengan darah mentah, tapi hidangan ini membalikkan semua nasihat tersebut.

Alasan menyukai hidangan ini: Tak ada yang lebih maskulin daripada makan darah berbumbu dipasangkan dengan segelas bir dingin.

Som Tam Hoy Dong



Som tam hoy dong: Salad buah pepaya dengan campuran yang membuat mual.

Berupa tiram yang difermentasi, direndam lagi dengan saus kental warna merah darah. Tidak hanya orang asing, orang Thailand pun sering tidak berani menyantap hidangan yang berpotensi besar menyebabkan orang terkena diare ini.

Alasan menyukai hidangan ini: Dari kebanyakan penggemar, saya melihat mereka yang menyukai makanan ini sudah menyukai rasa kerang terfermentasi sejak kecil.

Gong Chae Nam Pla



Udang, berhenti melihat ke arahku.

Udang lipan mentah direndam dalam kecap ikan tampak mengerikan. Capit, tentakel dan matanya yang melotot terus-terusan melihat ke arah Anda yang tengah menyeruput dagingnya yang licin. Dan tenggorokan Anda bisa “tertusuk-tusuk” saat mencoba mengisap habis daging udang ini.

Alasan menyukai hidangan ini: Asin, amis, berbumbu dan licin. Jika Anda menyukai kombinasi tekstur dan rasa ini menggoda, maka Anda bisa menikmati goong chae nam pla.

Larb Mote Daeng



Semut bukan hanya makanan trenggiling. Larb Mote Daeng adalah hidangan Thailand yang paling dianggap remeh.

Semut merah dan telur-telurnya adalah benda berharga dalam beberapa hidangan Thailand. Coba saja, tutup mata seseorang, suapi mereka segigit larb semut merah, dan biasanya mereka akan mengakui makanan itu terasa lezat. Hanya saja, sayangnya, membayangkan makan telur semut bisa menjijikkan buat beberapa orang.

Alasan menyukai hidangan ini: Semut merah memakan daun mangga sehingga tubuh mereka terasa seperti perasan jeruk nipis. Sementara itu, telur semut terasa berlemak, seperti mentega asli yang kaya rasa.

Yam Kai Yeow Maa



Meski dicampur dengan salad Thai yang nikmat, telur bebek hitam tua tidak akan terasa enak buat sebagian besar orang.

Salad Thai ini memiliki campuran telur bebek yang sudah menghitam dan mengenyal karena proses pengawetannya. Kedengaran menjijikkan? Untuk sebagian orang, hidangan ini terasa betul-betul menjijikkan. Telurnya akan terasa seperti kapur, bahwa Anda sebenarnya sedang memakan sesuatu yang sudah harus dibuang beberapa waktu lalu.

Alasan menyukai hidangan ini: Bosan dengan telur rebus biasa, penggemar yam kai yeow maa menyukai tekstur dan rasa berbeda hidangan ini.

Kai Khao



Sebaskom besar embrio telur bebek. Siap menikmati?

Meski lebih terkenal di Filipina, Thailand ternyata punya versi mirip hidangan telur yang sudah menjadi embrio ini. Dari cangkangnya, telur ini terlihat seperti telur rebus biasa. Begitu dimakan, akan langsung terasa tekstur aneh-renyah yang bisa membuat Anda hampir muntah atau mencabut bulu dari antara gigi.

Alasan menyukai hidangan ini: Rasanya persis seperti telur rebus, hanya ada terdapat “tambahan” menarik yang bisa memberi keragaman rasa dan tekstur.

Gaeng Sataw



Petai tak hanya populer di Indonesia tapi juga Thailand.

Akan selalu ada hambatan psikologis memakan makanan yang mengandung petai. Petai mengandung gas yang baunya tak jauh berbeda dengan kentut manusia.

Alasan menyukai hidangan ini: Bau petai lebih tajam ketika jauh dari Anda, daripada saat berada di meja di depan Anda. Meski rasa petai tak terlalu kuat, tapi kandungan gizinya banyak.

Wednesday, December 14, 2011

Calling all Black Country

Calling all Black Country Swiss Tonys...

Car salesmen from the West Midlands have been judged the least eco-friendly Britons according to Planet Ark.

Tuesday, December 13, 2011

Monday, December 12, 2011

Somehow, when you are in the tropics

Somehow, when you are in the tropics, it's easy to lose track of time. There is a sense of timelessness that washes in with the waves, a whisper of "Just Be" that floats in with a warm breeze. I've been listening to those soulful notes and allowing them to take me deeper.

That's why you haven't heard much from me. We've finally moved into the little writer's cottage by the sea, the one I've been longing for for years. It serves as the perfect hostess for my creativity. And because it is, you'll be hearing from me less and less, for a while anyway. In fact, I've cleared my desk to take—for the first time in my entire life—a real sabbatical for 30 days of uninterrupted writing.

This feels like a luxury to me, but an essential one (oxymoron that it is). Creative people need creative space and vast expanses of time to honor the Muse. If you are a creative person, I wonder, do you allow yourself this "luxury"? I hope you do.

And sometimes, even though we are well-intentioned, we just don't make the commitment to honor ourselves in this way. It may take a nudge from a wise other to give our souls what we need to express themselves, to thrive.

My "nudge" came from Dr. Clarissa Pinkola Estes. I fell in love with her work in the mid-90s. Her landmark book, Women Who Run with the Wolves, opened up a pathway for me to explore the deep soulful Feminine through myth and story. In doing so, for the first time I really explored my self.

An e-mail from Dr. E's publisher announcing her new book and on online series of fireside chats with her based on The Dangerous Old Woman (a work thirty years in the making) sealed my decision. Dr. E said this about her own choice to go "underground" and write:
dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Sunday, December 11, 2011

From Where I Sit

From Where I Sit ~ A Bit of News and a Blessing from a Tree
I'm still on my writing sabbatical, midwifing new ideas, and am having such a wonderful time I decided to extend it for a few more weeks.

I have so appreciated your well wishes and all the kind correspondence I've received in support of this decision to go off-line for a while. It has been truly nourishing! Thank you. I'm not sure how often I will be posting in May, so check back as you can.

I'm going to keep this short (the sun is shining and there is a beach to be walked!) but I did want to share 3 special things with you: 2 pieces of timely news and 1 very soulful blessing a dear friend sent me.

other blog:
dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina

Saturday, December 10, 2011

I re-created myself

I re-created myself. Enough so that I cannot be and live as I did before I left ...

I wish every woman on earth could have the luxury of going away for an extended period of time like this to learn who she really is. Nothing to do but what she absolutely wanted to do. No obligations, tugging hands, or "shoulds" looming on the horizon. Each of us deserves this kind of time away because we give so much of ourselves to others, to life, in service to the betterment of this world. We can so easily lose our selves along the way.

And even though I consider myself a conscious and awake woman, the time spent under the Tree showed me that there were bones I needed to collect—life force I needed to breathe back into myself—and that only I could do this. I did ...

Yet, when we re-enter the stream of life we are apt to slip and slide once again. We pick up our old habits as easily as one bends to gather up a twig or a weed, without even thinking. We jump back into the fray, get on the computer, make appointments, and fill our days with bustling activity. Before we know it we are tired all over again and in need of another retreat.

I have witnessed that tendency in myself this week and vow not to flail about in the headwaters of life. I will float free and unencumbered so that I can stay faithful to this wildly creative self who emerged in the tropics. And so, because I have made this vow, I have made some difficult decisions. Good for me, perhaps challenging for others.

~ One of the decisions is to maintain this website simply as a website—one which is updated regularly—but does not contain a blog. I wish to continue to simplify my life, give my all to the books which are being birthed, and not spend so much time online. So, I invite you to visit my other blog

Friday, December 9, 2011

So for the next month or so, I will not be blogging for the most part. Not going to my computer until later in the day. Not taking phone calls before 4:00 p.m. Of course, no TV, but I haven't had one of those in five years. In other words, as few distractions as possible so I can hear the whisperings of my soul and, yes, put them down on paper. There are books to be birthed!


I will, however, be sitting in on Dr. E's fireside chats. I can hardly wait for the first one which begins Tuesday, April 6. (You can learn more about the series by clicking here.) And I'm finishing up my Lovingkindness online retreat with Sylvia Boorstein. Two powerful ways for me to fill my energetic well. That, and plenty of beach walks, watching dolphins, and yummy dinners with my beloved.


dapatkan di sini.

sex
video 3gp porno bokep duit uang iklan sponsor telanjang bugil vagina